Selasa, 31 Agustus 2010

Negara Arab Kurangi Bantuan Keuangan Untuk Palestina

* Kapal Bantuan Aktivis Wanita Akan Berusaha Tembus Gaza
Ramallah (SIB)
Negara-negara Arab mengurangi bantuan keuangan kepada Pemerintah Palestina tahun ini, kata data Palestina yang dilihat Reuters, dan PBB memperingatkan akan krisis keuangan Palestina. “Negara-negara Arab tidak membayar. Kami mendesak mereka memenuhi janji bantuan keuangan mereka,” kata Saleh Rafat, anggota komite eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina yang mengutarakan masalah itu, Kamis. Para pejabat pemerintah Arab yang dihubungi Reuters menolak memberi komentar mengenai masalah itu.
Kegagalan sejumlah negara Arab yang kaya untuk membayar bantuan itu membuat marah pemerintah-pemerintah Barat, yang adalah penyumbang-penyumbang besar ke wilayah-wilayah Palestina dan menyebabkan para pejabat di Tepi Barat bingung menyangkut anggaran.
Sejumlah pejabat Palestina memperkirakan negara-negara Arab mungkin menahan dana itu untuk berusaha membujuk faksi-faksi Palestina yang menguasai Tepi Barat, dan Hamas yang menguasai Jalur Gaza untuk berdamai kembali.
Data Kementerian Keuangan Palestina yang diperlihatkan pada Reuters Pemerintah Palestina menerima 583,5 juta dolar untuk dukungan anggaran sejauh ini tahun 2010. Hanya 22 persen berasal dari donor-donor Arab, sisanya dari donor-donor internasional termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Dalam tiga tahun belakangan ini, sebagian besar negara Arab setiap tahun membayar 525,9 juta dolar sumbangan tahun 2008. Negara-negara Teluk pengekspor minyak Arab Saudi dan Uni Emirat Arab adalah penyumbang Arab utama sejak tahun 2007. Tetapi pada tahun 2010, kedua negara itu mengurangi sumbangan mereka ketimbang sebelumnya. Tahun ini Arab Saudi hanya memberikan 30,6 juta dolar Agustus dibanding tahun 2009 sejumlah 241,1 juta dolar; Uni Emirat Arab, yang menyumbang 173,9 juta dolar tahun 2009 belum membayar.
Sebuah laporan PBB pekan ini mengatakan Pemerintah Palestina “akan menghadapi krisis likuiditas serius pada September dan akan mengalami kesulitan membayar gaji Agutsus” karena bantuan yang berkurang. Para pejabat Pemerintah Palestina mengatakan gaji Agustus sudah terjamin.
Bantuan keuangan adalah untuk membayar gaji 148.000 karyawan pemerintah Palestina temasuk 67.000 orang di Jalur Gaza, yang gaji-gaji itu mendukung ekonomi Gaza yang diblokade Israel sejak kelompok Hamas menguasai wilayah itu.
Para pembuat kebijakan Palestina mengatakan dukungan donor adalah salah satu dari mesin-mesin utama pertumbuhan ekonomi di Tepi Barat yang mencapai delapan persen tahun ini. Perdana Menteri Salam Fayyad melalui rencana dua tahun untuk membangun institusi-institusi bagi sebuah negara Palestina mendatang, baru-baru ini memperingatkan “kesulitan keuangan yang serius” dan mengatakan Pemerintah Palestina menghadapi “kekurangan besar dalam bantuan dari luar”. Para diplomat Uni Eropa menyatakan kekecewaan mereka atas apa yang mereka anggap kegagalan sejumah negara Arab memenuhi janji mereka yang dibuat dalam konferensi donor di Paris tahun 2007.
Kapal Bantuan Aktivis Wanita Akan Berusaha Tembus Gaza
Sebuah kapal tujuan Gaza yang membawa para aktivis wanita dan bantuan untuk wilayah Palestina yang diblokade itu akan meninggalkan pelabuhan Tripoli di bagian utara Libanon menuju Siprus Ahad, menurut seorang penyelenggaranya, Kamis.
Israel telah memperingatkan bahwa negara itu tidak akan membolehkan kapal mencapai Gaza, yang dikuasai oleh kelompok gerilyawan garis keras Palestina, Hamas, sejak 2007. Sembilan aktivis Turki pro Palestina tewas pada 31 Mei ketika pasukan komando Israel naik armada kapal bantuan yang menuju ke Gaza.
Yasser Qashlaq menjelaskan pada Reuters, kapal Mariam itu akan meninggalkan Tripoli pada pukul 22 waktu setempat Ahad menuju Siprus. Kapal kedua, Naji al-Ali, akan berlayar beberapa hari kemudian. “Tujuannya adalah untuk menembus blokade terhadap Gaza,” kata Qashlaq, yang menambahkan bahwa Mariam akan membawa sekitar 60 wanita Libanon, Amerika dan Eropa, dan juga obat penyakit kanker. Kapal Naji al-Ali akan membawa peralatan medis termasuk mesin dialisis.
“Kami akan berlayar ke Siprus dan dari sana kami akan menuju ke Palestina,” ujarnya. “Kami telah menerima izin dari pemerintah Libanon dan kami tidak akan mendapat penolakan dari pemerintah Siprus.” Ia tidak memberitahukan kapan kapal itu akan meninggalkan Siprus ke Gaza.
Israel, yang telah melonggarkan blokade Gaza-nya sebagai tanggapan atas kritikan keras internasional terhadap serangan mematikannya pada kapal Turki Mavi Marmara Mei lalu, menyatakan negara itu punya hak untuk “menggunakan semua cara yang diperlukan” untuk melarang kapal Libanon itu mencapai Gaza. Duta besar Israel untuk PBB mengatakan bulan lalu, kapal-kapal itu dapat “membawa senjata atau orang-orang dengan tujuan provokatif dan konfrontasional”, tuduhan yang Qashlaq bantah.
Para pejabat AS telah minta negara-negara untuk tidak berupaya menembus blokade laut Israel dan minta semua pihak untuk menunjukkan pengendalian diri. Bulan lalu kapal bantuan carteran Libia menuju ke Gaza telah dialihkan ke sebuah pelabuhan Mesir dan barangnya dikirim ke Gaza melalui darat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar